Dulu… bumi ini basah oleh darah juang, langit bergetar oleh pekik kebebasan. Mereka, para pemuda, bangkit dari
Aku anak muda, lahir dari tanah yang pernah berteriak luka, namun kini ku tumbuhkan asa di setiap
Setiap langkah kami di sekolah selalu kau tatap dengan penuh perhatian. Gemuruh suaramu kadang membuat kami terdiam,
“Rembulan Malam, cahaya terang mu, Memancar kasih pada hati gelabah nan terluka Memberi kehangatan di setiap sudut
Bahkan ombak pun harus memilih, pecah di karang yang tajam, atau pasrah di pantai yang diam.
Penulis: Kristin Hariman Siswi Kelas XI Untukmu yang tak akan pernah kembali Terimakasih karena pernah mengisi ruang
Dia Itu Siapa Bagiku? Dialah pagi yang menenangkan Menyapa dengan sinar lembutnya Membawa harapan dalam tiap
Saat mentari pagi menyapa, Harapan bersemi di jiwa yang menyalah. Langkah perlahan menuju impian, Menapak jejak penuh
Di langit malam yang temaram Kupandang bintang-bintang berkelip diam-diam Dalam setiap kerlipnya, terukir impian Menggantung tinggi, menunggu
Januari ini rintik hujan jatuh perlahan Membasah tanah yang penuh kenangan Butir-butirnya seperti bisikan lembut Menyentuh hati