
“Rembulan Malam, cahaya terang mu,
Memancar kasih pada hati gelabah nan terluka
Memberi kehangatan di setiap sudut rindu”.
“Sungguh cemerlang cahayamu,
Tiap ku tatap ada rindu ku titip
Di balik gelap awan malam, kubisikan sajak rindu pada rembulan
“Dari jendela malam kutatap
Betapa anggun cahaya itu menerangi malam
Seandainya aku bisa menjadi seperti bulan
Inginku habiskan rinduku ini hingga selesai di penghujung malam
“Rembulan malam asik menari di panggung langit,
Bak lentera perak yang tak pernah padam,
Menyulam bisu di antara awan-awan,
Seperti aku dengan mata yang menatap penuh rahasia”.
“Hembusan angin malam adalah bisikan lembut,
Mengusap rinduku yang terpendam di jiwa,
Bintang-bintang pun ikut berdansa,
Membingkai malam dengan cahaya permata”.
“Rembulan, engkau lukisan sang seniman alam,
Dengan kuas sinar yang tak terjamah waktu,
Menyinari gelap yang tersembunyi,
Menjadi pelita di lorong-lorong sunyi”.
“Bunga terjatuh di bulan yang sama,
Seolah mengatakan rindu tanpa ujung.
Bulan…
Bisakah aku cerita pada mu?
Bahwa, aku rindu pada dia yang tak akan pernah kembali.
Karya: Kristin Hariman
 
      



